02 September 2009

Lomba tujuhbelasan

Pada Hari Kemerdekaan RI seringkali diadakan perlombaa tradisional yang diadakan di kampung-kampung/ pedesaan dan sebagian di kota besar diikuti oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa/kota.
Perlombaan yang sering dimainkan diantaranya :

- Panjat pinang.
Panjat pinang adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Perlombaan ini diadakan hampir di seluruh Indonesia.
Cara permainan.

Sebelum acara perlombaan dimulai, diambilah sebatang pohon pinang yang cukup tinggi, berkisar 10-15 m bisa didapat dari hutan-hutan atau membeli dari orang menjualnya. Batang pohon pinang tersebut dilumuri oleh pelumas (olie, sabun, dll) agar batang pinang itu terasa licin bila disentuh. Di bagian atas pohon pinang tersebut diberi tambahan palang dengan kayu atau bambu dan ujungnya dibentuk lingkarang, gunanya untuk menempatkan berbagai macam hadiah menarik yang telah disiapkan oleh Panitia lomba. Setelah batang pinang siap, para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon.
Oleh karena batang pinang itu licin, para pemanjat batang pinang sering kali jatuh dan bergantian memanjat dan terjatuh lagi. Dalam permainan ini peserta lomba da yang membentuk kelompok, ada juga perorangan. Akal dan kerja sama para peserta untuk memanjat batang pohon inilah yang biasanya berhasil mengatasi licinnya batang pohon, dan menjadi atraksi menarik bagi para penonton.
Sejarah panjat pinang.
Menurut riwayat panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda. Lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara pesta seperti hajatan, pernikahan, kenaikan jabatan, ulang tahun dan lain-lain, yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi sedangkan orang Belanda hanya sebagai penonton saja. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti keju, gula, roti serta pakaian seperti kemeja, sarung, maklum karena dikalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk barang mewah. Sementara orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton akan tertawa. terpingkal-pingkal. Tata cara permainan ini belum ada perubahan sejak zaman Belanda, malahan aturan mainnya terus berkembang supaya atraksi pemanjat yang berebut hadiah jadi lebih menantang.
Dalam perlombaan yang satu ini ada yang pro dan ada juga yang kontra. Di pihak pro berpikir ada nilai luhur dalam perlombaan ini seperti : kerja keras, pantang menyerah, kerja sama (berkelompok) atau gotong royong. Sedangkan di pihak kontra berpikir bahwa sebaikanya perlombaan ini dihentikan karena dianggap berbahaya dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
- Tarik Tambang
.
Adalah salah satu lomba yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia, walau perlombaan ini bisa dilakukan di luar hari kemerdekaan Indonesia.
Pertandingan ini terdiri dari dua regu, dengan 5 atau lebih peserta. Dua regu bertanding dari dua sisi berlawanan dan semua peserta memegang erat sebuah tali tambang. Di tengah-tengah terdapat pembatas berupa garis. Masing-masing regu berupaya menarik tali tambang sekuat mungkin agar regu yang berlawanan melewati garis pembatas. Regu yang tertarik melewati garis pembatas dinyatakan kalah.
Taktik permainan terletak pada penempatan pemain, kekuatan tarik dan pertahanan tumpuan kaki di tanah. Pada umumnya pemain dengan kekuatan paling besar ditempatkan di ujung tali, untuk menahan ujung tali saat bertahan atau menghentak pada saat penarikan.

- Sepeda lambat.

Para peserta menggunakan sepeda beroda, dua masing-masing di garis permulaan dan berlomba untuk mencapai garis finish dalam lajur masing-masing. Namun, berbeda dan berlawanan dengan balap sepeda cepat biasa, pemenang sepeda lambat adalah peserta paling akhir yang mencapai garis finish.
Karena sepeda hanya mempunyai dua roda, semakin lambat sepeda dikayuh, semakin sulit untuk menjaga keseimbangan, dan bila peserta tidak dapat menyeimbangkan sepeda (jatuh atau salah satu kakinya menyentuh jalan), peserta akan dinyatakan kalah/gugur.

- Makan kerupuk.
Panitia perlombaan menyiapkan kerupuk sebanyak banyaknya peserta. Kerupuk tersebut digantung dengan tali secara berjejer kepada sebuah tali panjang dan terbentang dengan jarak ketinggian sesuai dengan tinggi tubuh para peserta.
Para peserta berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Tantangan dari lomba ini adalah, peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan dalam memakan kerupuk, peserta hanya diperbolehkan menggunakan mulutnya.



- Balap karung
.
Sejumlah peserta diw
ajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir/finish.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui.
Lomba balap karung juga diapresiasi oleh pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam perlombaan ini.





- Perang bantal.
Dimainkan oleh dua orang pemain duduk di atas sebuah batang pohon bambu atau papan yang diletakkan melintang di atas air dengan ketinggian yang telah ditentukan , bisa berupa sungai atau kolam. Pemain tersebut duduk berhadapan dan masing-masing bersenjatakan bantal, saling pukul terhadap lawannya hingga salah satu terjatuh ke dalam air. Yang tetap bertahan di atas dinyatakan sebagai pemenang dan yang jatuh dinyatakan kalah.
- Pemecahan balon
Panitia lomba menyiapkan balon berisi air sejumlah jumlah peserta yang digantung dengan tali secara berjejer kepada sebuah tali panjang. Para peserta berlomba untuk menusuk balon dengan memegang jarum sebagai penusuk balon masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat menusuk balon hingga pecah. Tantangan dari lomba ini adalah, peserta tidak diperbolehkan melihat balon (mata tertutup), peserta diputar-putar tubuhnya ditempat sebelum maju untuk meraih balon. Balon bisa juga diganti dengan plastik berisikan air, lalu cara memecahkannya cukup dipukul dengan tangan kosong tanpa membawa jarum.
- Pengambilan
koin dalam buah pepaya.
Panitia perlombaan menyaiapkan sejumlah koin berupa uang logam yang ditancapkan pada buah pepaya yang masih mentah dan buah tersebut dilumuri lumpur, arang atau tepung terigu. Peserta lomba mengambil koin tersebut dengan mulutnya. Tantangan dari lomba ini adalah peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan dalam mencabut koin, peserta hanya diperbolehkan menggunakan mulutnya.




- Lari kelereng.
Panitia lomba menyiapkan sebuah sendok dan sebutir kelereng sebanyak peserta yang ada. Peserta lomba mulai berlari atau berjalan hingga finish sambil menggigit sendok yang ujungnya ditaruh sebutir kelereng. Siapa yang tercepat sampai ke finish dengan kelereng masih berada di ujung sendok tanpa jatuh, dialah sebagai pemenang.

- Dan masih banyak perlombaan lain yang berbeda di setiap daerah.
 

blogger templates | Make Money Online